Header Ads Widget

VAR : Peninggalan Piala Dunia 2018 yang Masih Terngiang

VAR : Sisa-Sisa Peninggalan Piala Dunia 2018 yang Menggemaskan

Nordin Amrabat memberikan reaksi paling keras pada penggunaan teknologi video di Piala Dunia 2018. “VAR adalah omong kosong” ucapnya kesal pada kamera televisi waktu itu, beberapa detik setelah peluit wasit berbunyi yang membuat Maroko gagal memenangkan satupun dari tiga pertandingan di Grup B.

Dia pun dibuat marah karena gol Iago Aspas yang awalnya diputuskan offside, berubah setelah ulasan video yang menyelamatkan Spanyol sehingga hasil menjadi 2-2. Emosi dari rasa sakit hatinya memuncak — terlebih Amrabat telah menunjukkan kekhawatiran sebelumnya, dengan hukuman penalti yang muncul sehingga meyebabkan kekalahan 0-1 dari Portugal.

Pada situasi-situasi seperti itu, dapat dimengerti jika Amrabat akan marah mengenai bagaimana VAR memengaruhi pengalamannya bermain di Piala Dunia, tetapi bagaimana orang-orang lainnya di dunia sepakbola memandang penggunaan VAR? Bleacher Report meminta para wartawan di Rusia untuk melaporkan bagaimana pendapat para pemain mengenai teknologi VAR. Menarik, ternyata tidak semuanya berpendapat seperti Amrabat.

“Saya pikir sistem baru ini bagus untuk Piala Dunia karena tidak akan ada kesalahan di dalam kotak (penalti),” gelandang Belgia dan Manchester United, Marouane Fellaini berpendapat kepada para reporter. "Untuk keputusan penalti dan tendangan bebas, ini bagus. Juga dengan keputusan kartu merah. Saya kira inilah revolusi baru dalam sepakbola, hal ini bagus untuk dunia sepakbola.”

Manajer timnas Belgia Roberto Martinez mengamini: "VAR memberikan penilaian jujur yang baik dari apa yang terjadi di lapangan. Lebih banyak situasi yang mendapatkan hukuman.” 

Mungkin insiden paling terkenal yang telah dibantu VAR di kotak penalti adalah simulasi Neymar dalam pertandingan Brazil melawan Kosta Rika. Dia diberikan keuntungan penalti setelah terlihat dilanggar Giancarlo Gonzalez. Namun, ulasan VAR memperjelas bahwa Neymar telah mengelabui wasit. VAR membuat wasit memutuskan tidak ada penalti, meskipun entah bagaimana Neymar terhindar dari hukuman lebih lanjut karena melakukan diving.

Sebelum turnamen Piala Dunia mulai, pelatih Brazil, Tite menginstruksikan para pemainnya untuk tidak berbicara mengenai keputusan-keputusan yang dibuat dengan bantuan VAR. Namun hal-hal seperti itu tentu tidak pernah sesederhana itu. Setelah pertandingan pertama mereka, Konfederasi Sepakbola Brazil mengirimi FIFA surat berisi keluhan mengenai fakta bahwa wasit tidak menggunakan VAR untuk menganulir gol milik Swiss, yang akhirnya membuat Brazil ditahan imbang 1-1.

Mereka mengklaim bahwa bek Selecao Miranda, telah didorong oleh pencetak gol Swiss, Steven Zuber.
“Kami meminta wasit untuk melihat ke layar besar,” ujar Marcelo, bek lainnya. “Tetapi wasit tidak mau. Itu bukan alasan, itu aneh.” Miranda menambahkan dengan ketus: “Mungkin jika saya menjatuhkan diri sendiri, wasit baru bisa melihat saya didorong.”

Tetapi ada elemen-elemen lainnya pada pertandingan yang terpengaruh juga. Philippe Coutinho menyadari bagaimana VAR mengubah perilaku para pemain. “Anda harus berhati-hati dengan cara Anda berbicara kepada wasit, cara anda menghampirinya,” katanya. “Anda bisa saja akhirnya merugikan diri Anda sendiri dan tim Anda. Itu bukan hal yang orang-orang inginkan. Anda bisa saja mendapatkan kartu kuning akhirnya.
Anda harus ingat para wasit adalah orang yang kompeten melakukan pekerjaan mereka dan VAR ada di sana untuk membantu mereka. Pelatih kami, Tite, telah banyak berbicara kepada kami tentang hal itu."

Penyerang Uruguay Luis Suarez membagikan perasaan serupa. "Ada banyak sikap di lapangan yang tidak lagi dilindungi," katanya. "Anda harus lebih sadar dengan apa yang menjadi kepentingan tim. Dengan VAR sekarang, beberapa hal dapat dijatuhi sanksi yang duluyan luput dari perhatian." Rasa hormat baru kepada para wasit pertandingan tentu bukan hal yang buruk, tetapi tidak semua orang melihat situasi tersebut dengan cara yang sama.

Kapten tim Huddersfield Town, Tommy Smith memiliki pengalaman dengan teknologi VAR di Piala FA musim lalu dan telah mengamati pelaksanaannya di Rusia. Dia memberikan pandangannya secara profesional.
“Ini sebuah pertanyaan yang sulit dijawab. Saya kadang merasa ada hal yang sangat berharga ketika sebuah keputusan buruk diberikan oleh para wasit, dan VAR mengintervensi dan mengubah situasi,” ujarnya pada Bleacher Report. “Tetapi saya juga merasa VAR dapat membuat alur permainan terhenti dan juga menyebabkan lebih banyak kontroversi daripada yang seharusnya ada.”

“Saya pribadi mengira bahwa hal ini akan merusak pekerjaan para wasit, dan memperlambat tempo dan emosi permainan dengan seluruh kejadian berhenti dan mulai lagi yang diakibatkan penggunaan VAR.”


Salah satu tim di perempatfinal Piala Dunia, Swedia, juga mengalami situasi yang mirip dengan Brazil di awal kompetisi, ketika VAR tidak membantu mereka mendapatkan keputusan besar. Mereka merasa sebuah penalti tidak diberikan untuk mereka di babak penyisihan Grup F melawan Jerman, ketika Marcus Berg dijatuhkan oleh Jerome Boateng. Swedia mengalami kekalahan 2-1 pada akhirnya tetapi mencoba untuk tidak merasa dikecewakan dengan sistem baru tersebut setelahnya.

“Saya rasa sebagai seorang pemain Anda harus menerimanya,” kata gelandang Sebastian Larsson. “Anda harus mempercayai orang-orang yang ditugaskan untuk membuat keputusan.”

Rekan setimnya, John Guidetti, menambahkan: “Saya pikir sistem tersebut sudah bagus diterapkan dan adalah sebuah gagasan yang bagus, tetapi Anda masih harus mendapatkan keputusan (wasit) untuk dapat menggunakannya, ya kan?”

Secara keseluruhan, para pemain terlihat menyetujui penggunaan VAR. Ya, ada waktu-waktu yang terkadang membingungkan dan membuat frustrasi – khususnya bagi mereka yang berada di dalam stadion. Secara keseluruhan, kita mendapatkan hasil-hasil lebih baik pada momen-momen besar. Pada akhir babak penyisihan grup, ketua Komite Wasit FIFA Pierluigi Collina menunjukkan 99,3 persen dari 335 insiden telah dibuat dengan benar menggunakan VAR. Dan bukan hanya aspek keadilan dari permainan yang telah diubah; elemen hiburan baru sekarang terlihat juga.

Banyak yang takut penggunaan teknologi video akan membunuh perdebatan, tetapi menyaksikan banyak ketidakadilan di turnamen ini akhirnya terungkap, Anda bisa membantah sebaliknya. Winger Inggris Raheem Sterling adalah salah satu dari mereka yang merasa pertandingan telah menjadi lebih menarik.


"Menurut saya ini adalah salah satu Piala Dunia yang paling menghibur dari beberapa edisi Piala Dunia sebelumnya, terutama dengan VAR," kata Sterling kepada channel YouTube resmi Inggris, Lions 'Den. "VAR membawa hiburan yang berbeda. Ketika ada teriakan penalti dan wasit membuat tanda (VAR) itu, hal tersebut benar-benar membawa elemen lain. Ini menyenangkan."

Pemain sayap Everton Yannick Bolasie mengatakan kepada Bleacher Report: "Saya pikir teknologi VAR telah bekerja dengan baik sejauh ini, tetapi saya pikir Anda juga bisa membantah bahwa VAR telah memperlambat jalannya pertandingan. Saya dapat melihat manfaatnya, saya juga melihat bagaimana VAR membantu orang-orang awam untuk lebih dapat memahami bagaimana sebuah pertandingan sepakbola dapat berjalan dengan baik dan mengapa keputusan tertentu dibuat."

"Namun, secara pribadi saya tidak yakin VAR siap dipakai di Premier League. Saya tidak melihat itu akan terjadi dalam waktu dekat ini."

Klub-klub Premier League, setidaknya untuk saat ini, memilih menentang pengenalan VAR untuk musim depan. Tetapi karena terus mendapatkan review positif ketimbang kritik di Piala Dunia, rasanya hanya masalah waktu saja sebelum teknologi ini dianut oleh setiap liga utama di seluruh dunia. Bagaimana menurut Anda? :)

sumber : Bleacher Report

Post a Comment

0 Comments